Powered By Blogger

PolĂ­tica de Privacidade

Text Widget

aaaaaaaaaaaaaaaaaaaaaaaaaaaaaaaaaaaaaaaaaaaaaaaaaaaaaaaaaaaaaaaaaaaaaaaaaaaaaaaaaaaaaaaaaa

Text Widget

"Adapun bagi siapa yang durhaka' yang mengutamakan kehidupan didunia,, maka sesungguhnya neraka jahim adalah tempat kembalinya' adapun orang yang takut akan kebesaran Tuhan dan menahan dari keinginan hawa nafsu , maka sesungguhnya surga adalah tempat kembalinya." (Qs. An Nazi,at;37-41)

qqqqqqqqq

POST-TITLE-HERE

POST-DESCRIPTION-HERE
IMAGE-TITLE-HERE

POST-TITLE-HERE

POST-DESCRIPTION-HERE
IMAGE-TITLE-HERE

POST-TITLE-HERE

POST-DESCRIPTION-HERE
IMAGE-TITLE-HERE

POST-TITLE-HERE

POST-DESCRIPTION-HERE
IMAGE-TITLE-HERE

Senin, 15 Februari 2010

Memahami karya sastra dikelas

Selama ini dalam belajar karya sastra, kita hanya menealah pada sebatas permukaan saja. Dalam membaca karya sastra , kita adalah penafsir atas hasil karya yang dihasilkan oleh pengarang. Kita selaku pembaca tidak hanya dituntut bisa membaca saja, tetapi harus memiliki wawasan tentang apa atau hal ingin diungkapkan oleh pengarang. Kita harus dapat berperan aktif dalam “merekonstruksi dunia” yang ingin ditampilkan oleh si pengarang dan mencoba memahaminya dalam konteks kehidupan sekarang dan yang akan datang. Sebuah karya sastra biasanya mengandung dua aspek yaitu kandungan moral dalam isinya dan keindahan bahasa (duice et utile).

Bagiamana untuk memudahkan kita untuk mengkaji karya sastra? Pertama, kita harus memiliki wawasan yang memadai tentang karya sastara yang ingin di baca. Wawasan maksudnya apa saja yang mendukung karya itu misalnya budaya, teknologi, seni, kesehatan, dan lain-lain, sehingga pemahaman dan pemakna';an atas karya sastra tersebut akan lebih mendalam. Kadua, kita mencoba merefleksikan penafsiran dalam karya sastra itu dala kehidupan saat ini. Bada bagian inilah kita memberi peran sebuah karya sastra dalam kehidupan kita sehari-hari, terutama tentang hikmah yang dapat dipetik dari karya sastra itu.
Tatkala belajar karya sastra dikelas, seorang guru membahas tentang sebuah novel, pembahasan unsureinstrinsik dapat dimulai. Misalnya, membahas novel Siti Nurbaya karya Marah Rusli. Pembahasan dimulai dari synopsis cerita dan team yang di angkat. Untuk dapat lebih memahami, langkah pertama kita dapat mencari data, misalnya bacaan tentang emansipasi wanita, kemudian langkah berikutnya mendiskusikan bagaimana relevansinya terhadap kehidupan sekarang. Demikian juga dalam tinjauan setting, pada tinjauan ini guru dapat mengajak siswa mencari sumber-sumber informasi yang mendukung, misalnya budaya padang serta membandingkanya dengan kehidupan saat ini. Sementara itu tentang penokohan , siswa  daapt memahami karakter tokoh cerita, sebagaimana si tokoh berinteraksi, sehingga ia dapat memetik hikmahnya.

Jadi, dengan mekanisme seperti diatas, diharapkan pembelajaran karya sastra dapat lebih dipahami dalam usaha mengakrapkan siswa terhadap karya sastra. (A.susan) GITA. 2004.
bahasa dan sastra 

0 komentar: